Apakah Indonesia Membutuhkan Senjata Nuklir?

Walau tidak begitu perhatian dengan pembahasan yang satu ini, kamu tentu tahu bahwa negara seberang kerap kali membuat dunia ketakutan dengan senjata nuklir miliknya. Sampai-sampai beberapa pihak berpikir tentang kemungkinan terjadinya perang dunia ketiga, padahal kita merasa masih aman-aman saja selama ini. Sesungguhnya Indonesia tidak selalu dalam keadaan aman-aman saja seperti yang selama ini kita tahu. Sejak dahulu Indonesia dijajah, kamu tentu tahu bahwa Indonesia memiliki bakat untuk menarik minat para negeri lain untuk menguasainya. Keadaan tropis Indonesia membuat kita memiliki banyak sumber daya alam, bahkan sangat melimpah. Jadi Indonesia mungkin saja menjadi sasaran penjajahan di masa depan, saat cadangan minyak dunia telah habis, dikarenakan pasokan energi yang kita miliki.
Perselisihan antara para pemimpin negara-negara yang saling ancam pakai senjata nuklir, membuat kita bergidik ngeri dan mempertanyakan ‘apakah Indonesia tidak sebaiknya memiliki negara Nuklir juga?’ atau sebaiknya kita mulai membangun senjata nuklir juga?
Energi Nuklir

Energi nuklir adalah beberapa atom besar yang dapat dipisahkan menjadi dua atau fission, yang ternyata dapat mengeluarkan energi dalam jumlah yang sangat mengejutkan. Begitu atom ini kemudian ditempatkan di sebuah alat khusus, atom yang terpisah dapat mengakibatkan atom lainnya yang ada di dekatnya terpisah juga, menciptakan efek berantai. Hal ini ditemukan pada tahun 1930an.
Manfaat energi nuklir

Banyak manfaat yang dapat diambil dari energi nuklir, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir, pemanas lingkungan, tenaga kuda untuk kapal selam dll, dan masih banyak manfaat lainnya yang bisa didapat. Untuk dapat memanfaatkan energi nuklir dibutuhkan alat bernama reaktor nuklir. Alat ini dapat membuat energi nuklir berkelanjutan yang tentunya tetap aman bagi lingkungan. Energi nuklir cukup bisa diandalkan untuk memenuhi pasokan energi dunia, bahkan untuk ratusan tahun ke depan. Tidak seperti energi fosil seperti minyak mentah, batu bara, dan gas yang bisa saja habis dalam beberapa tahun ke depan. Ataupun seperti energi Sinar Matahari yang saat mendung dan malam akan tidak optimal penggunaannya.
Energi nuklir sebagai senjata

Senjata nuklir adalah senjata yang sangat berbahaya, karena dapat menghancurkan sebuah kota secara keseluruhan dan memiliki efek jangka panjang yang dapat membahayakan bagi lingkungan, hewan hingga generasi masa depan. Karenanya pemanfaatan energi nuklir sebagai senjata sangatlah dikecam, bahkan PBB telah meminta untuk menyingkirkan senjata tersebut bahkan sejak pembangunannya. Walau bagaimanapun hingga kini setidaknya ada 22.000 senjata nuklir di seluruh dunia, dan 2000 tes nuklir telah dilakukan. Setidaknya ada 9 Negara yang saat ini memiliki senjata nuklir yaitu, Rusia, USA, Perancis, China, UK, Pakistan, India, Israel dan Korea Utara.
Sejarah Indonesia dan Nuklir

BATAN atau Badan Tenaga Atom Nasional dibangun pada tahun 1958 oleh presiden Soekarno, namun berganti nama menjadi BATAN setelah tahun 1964. Saat itu pengembangan nuklir dilakukan dengan sangat serius karena negara tetangga, Malaysia ingin berkonfrontasi dengan Indonesia. Pengembangan ini digunakan untuk menakut-nakuti negara tetangga agar tidak macam-macam dengan Indonesia. Pemerintahan Soekarno pun sempat meminta bantuan China dalam proses pengembangan nuklir, walau kemudian tidak terwujud dikarenakan Presiden Soekarno digulingkan pada tahun 1965. Setelah itu penelitian nuklir tetap berlanjut dengan tujuan penelitian. Indonesia kini memiliki tiga reaktor nuklir di Bandung, dibangun dengan bantuan dari Amerika Serikat, satu di Yogyakarta dengan bantuan Rusia, dan di Serpong dengan bantuan Jerman yang kemudian menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Apakah Indonesia benar-benar membutuhkan nuklir?

Jika kita berpikir tentang resiko yang akan ditanggung oleh Indonesia jika terjadi kebocoran, maka kata ‘butuh’ akan dipikirkan ulang maknanya. Rencana pembangunan empat reaktor nuklir untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat di Gunung Maria, hanya akan memasok 2 persen kebutuhan listrik nasional di tahun 2025. Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan resiko yang akan dialami. Menurut Bapak Sulfikar Amir bahwa untuk membangun sebuah sistem semacam nuklir dibutuhkan adanya kelembagaan yang kuat dengan disiplin yang sangat tinggi. Lembaga harus memikirkan hingga aspek, kemungkinan dan ancaman terkecil sekali pun. Bila diambil contoh Tragedi Fukushima, Jepang yang kemudian disimpulkan sebagai bencana akibat manusia bukan alam. Tsunami yang pertama dituding menyebabkan meledaknya reaktor nuklir, berubah menjadi kelalaian, karena pemerintah Jepang tidak mengantisipasi situasi darurat ini. Hal ini pulalah yang harus Indonesia pikirkan. Apakah Indonesia benar-benar sudah siap secara kelembagaan untuk menanggung energi canggih semacam nuklir? Bagaimana dengan pengaruh tingkat bencana alam yang tinggi di Indonesia? Apakah tidak ada alternatif energi lain yang bisa Indonesia gunakan?
Nah itu dia penjelasan singkat mengenai nuklir, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kamu. Baca juga artikel lainnya seputar sains dan teknologi di sini ya!
Sumber: Deutsche Welle, Kok-Bisa, dan United Nation