Respons CEO Adidas Tentang Banyaknya Barang Tiruan di Asia

AkuPaham – Barang tiruan hingga saat ini masih menjadi permasalahan besar bagi banyak produsen global, khususnya di Asia, seperti yang dikatakan oleh Chief Executice Officer (CEO)Adidas kepada CNBC pada hari kamis lalu. The German Brand telah menghitung, setidaknya ada 10% produk palsu dengan merek dagang Adidas dijual di Asia, termasuk penjualan melalui online atau toko.
“Di Asia itu adalah masalah, tapi itu adalah sepenuhnya masalah pasar, dimana kami percaya bahwa 10% dari kategori tertentu adalah produk palsu, dan kami melihatnya di dalam toko dan kami juga melihatnya secara online,” terang Kasper Rorsted, Chief Executice Officer (CEO) Adidas, kepada CNBC.
“Ini terus menjadi masalah besar bagi industri kami,” lanjutnya.

Adidas sendiri pada hari Kamis dilaporkan mengalami kenaikan keuntungan di seperempat tahun pertamanya. Hal ini dikarenakan meningkatnya penjualan di Amerika Utara, China dan secara online. Pertumbuhan di China cukup signifikan, mencapai 26 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini. Walaupun kehadiran Adidas yang cukup kuat di pasar China, Chief Executice Officer (CEO) Adidas, Kasper Rorsted tidak merasa khawatir akan potensi perang perdagangan antara Beijing dan Amerika Serikat. Dia mengatakan “Sebagian besar produksi kami di China adalah untuk melayani pasar China. Mayoritas produk yang dijual di Amerika dan Eropa diproduksi di Indonesia dan Vietnam.”
Adidas menegaskan pada hari Kamis, harapan mereka satu tahun ke depan – yaitu kenaikan penjualan sekitar 10 persen, yang dihasilkan dari pertumbuhan di Amerika Utara dan Asia Pasifik.
Salah satu tren yang mendukung pertumbuhan penjualan dari sepatu olahraga adalah athleisure: sebuah tren fashion dimana pakaian olahraga digunakan sebagai pakaian kasual dan untuk acara sosial. Menurut Kasper, tren ini tetap akan ada. “Saya pikir tren kepada pakaian yang lebih kasual sekarang baru saja dimulai. Jadi, pertanyaannya bukan apakah… tren ini akan terus berlanjut, itu adalah bagaimana melayani tren ini,” terangnya.
Sumber: CNBC