AkuPaham – Fitur kencan yang akan ditambahkan ke dalam aplikasi Facebook, akhir-akhir ini menjadi perbincangan cukup hangat. Ini akan menambah aplikasi kencan yang dapat masyarakat pilih dan menambah pengalaman mencari calon pasangan melalui foto dan nama depan seperti pengalaman menggunakan Tinder, atau OKCupid. Di Indonesia sendiri aplikasi kencan belum sepopuler di negara-negara seperti Amerika dan Eropa. Bagaimanapun pengumuman penambahan fitur kencan pada aplikasi Facebook ini menimbulkan banyak celaan, dan ejekan karena histori privasi data pengguna Facebook yang buruk.
Respon dari CEO IAC ,(perusahaan yang memiliki saham mayoritas Match Group, yang juga memiliki Tinder, OKCupid, Match dan Plentyofish), Joey Levin ternyata tidak cukup bagus. Dia menanggapi berita ini dengan sedikit mengejek “Masuklah. Airnya hangat. Produk mereka bisa sangat bagus untuk hubungan Amerika Serikat –Rusia.”
Tanggapan dari CEO Match Grup, Mandy Ginsberg ternyata jauh lebih baik, walau dia langsung menghubungkan dengan fakta skandal Cambridge Analytica dan Facebook. Dia mengatakan “Kami sangat tersanjung Facebook mau datang ke ruangan kami, melihat peluang global yang kami lakukan- layaknya Tinder yang terus meroket. Kami cukup terkejut dengan waktunya, mengingat banyaknya data sensitif dan pribadi yang ada di wilayah ini.”
Mandy Ginsberg menabahkan, “Apa pun itu, kami akan terus menyenangkan para pengguna kami melalui inovasi produk dan fokus tanpa henti pada keberhasilan hubungan. Kami memahami kategori ini lebih baik daripada siapa pun. Masuknya Facebook hanya akan menyegarkan bagi kita semua.” Pernyataan ini seakan dibuat untuk menyatakan bahwa Match Group tidak melihat Facebook sebagai ancaman. Mereka justru membuat Facebook sebagai motivasi untuk terus berinovasi dan menyajikan fitur-fitur yang lebih baik lagi.
Walau demikian, pasar saham tidaklah bekerja dengan cara yang sama optimisnya dengan Mandy. Pengumuman fitur kencan Facebook berhasil membuat saham Match Group anjlok hingga lebih dari 20 persen hingga mencapai 36.71 USD pada jam-jam perdagangan. Melihat ini apakah Match Group masih tidak melihat Facebook sebagai ancaman?
Sumber: The Verge
