Setiap harinya ada sekitar 44.8 ton material luar angkasa yang jatuh ke Bumi. Jumlah ini bisa bertambah berkali-kali lipat di saat tertentu. Tentu kamu tidak akan bisa membayangkan apa jadinya Bumi kita ini jika terus-menerus bertabrakan dengan benda-benda tersebut tanpa adanya pelindung. Bumi kita dan seisinya mungkin tidak akan ada lagi, karena sudah terpecah. Kebanyakan benda langit yang berhasil jatuh ke Bumi berukuran sebesar kerikil hingga satu kepalan, namun ada beberapa yang ukurannya bisa lebih besar dari sebuah bangunan. Nah benda-benda luar angkasa ini dinamakan Meteor, Meteoroid dan Meteorit. Lalu kenapa benda-benda yang cukup besar ini tidak jatuh sampai ke bumi, dan justru terbakar? Sedangkan pesawat ulang alik luar angkasa tidak?
Meteor, Meteoroid dan Meteorit
Meteor- Freepik
Meteor atau bintang jatuh adalah potongan material antar planet yang jatuh ke atmosfer Bumi, yang kemudian mengeluarkan api atau terbakar karena adanya gesekan dengan partikel udara yang ada di atmosfer. Pijaran api ini jika dilihat dari kejauhan seperti bintang yang menyala dan memiliki ekor. Sedangkan Meteoroid adalah potongan material antar planet yang meluncur melalui angkasa. Kemudian Meteorit adalah potongan yang berhasil mendarat di Bumi. Secara sederhananya, saat potongan ini masih meluncur melalui angkasa bernama Meteoroid, lalu ketika ia bertabrakan dengan atmosfer Bumi dan terbakar berganti nama menjadi Meteor, dan saat ia berhasil menyentuh tanah maka disebut Meteorit.
Ketika benda langit ini jatuh mengarah ke Bumi, ia bisa meluncur dengan kecepatan lebih dari 20.000 km/jam. Saat benda ini mendekat, maka ia akan tertarik oleh gaya gravitasi Bumi dan kecepatannya pun akan bertambah hingga 40.000 km/jam sampai 250.000 km/jam. Benda ini kemudian masuk ke Bumi dan bergesekan dengan atmosfer yang menjadi pelindung bagi Bumi. Atmosfer Bumi memiliki tekanan yang sangat besar saat semakin mendekati permukaan, lalu saat benda langit ini jatuh dan memasuki bagian atmosfer yang disebut Karman line maka benda langit ini akan mulai terbakar dan menjadi Meteor. Bagian-bagian dari meteor ini kemudian terkikis dan terlihat dari jauh seperti ekor yang berpijar. Karman Line sendiri adalah batas antara atmosfer dan luar angkasa. Ketinggiannya berkisar 100 km atau 62 mile dari permukaan laut.
Meteor-meteor yang berukuran kecil biasanya akan langsung habis terbakar, sedangkan yang berukuran besar, terus terkikis dan jika ada yang tersisa maka akan jatuh ke permukaan Bumi. Biasanya meteorit ini membawa kerusakan bagi bagian bumi yang berhasil ia tabrak. Salah satunya adalah kawah Barringer di Arizona.
Lalu kenapa pesawat ulang alik tidak terbakar?
Pesawat ulang-alik luar angkasa- Freepik
Sama halnya dengan meteor yang harus melalui tekanan tinggi atmosfer ketika memasuki bumi, pesawat ulang alik luar angkasa pun harus melewatinya. Pesawat ulang alik tidak terbakar saat kembali ke bumi, dikarenakan adanya lapisan pelindung pada pesawat. Lapisan pelindung ini disebut Heat Shield dan biasanya terletak di bagian bawah pesawat. Heat Shield ini berfungsi untuk melindungi dari panas yang terjadi akibat adanya gesekan dengan partikel udara yang ada di atmosfer.
Saat akan memasuki atmosfer bumi yang biasa disebut sebagai reentry, maka pilot pesawat akan mengatur sudut reentry. Sudut reentry ini yang akan melindungi badan pesawat dari kerusakan akibat panas, karena panas dipusatkan untuk terjadi hanya di area Heat Shield. Jadi badan pesawat tetap aman, beserta awak pesawat dan para astronaut.
Itu dia penjelasan singkat mengenai meteor dan pesawat luar angkasa. Semoga dapat membantu kamu memahami kenapa pesawat luar angkasa dapat selamat kembali ke Bumi dan tidak terbakar layaknya meteor. Jangan lupa baca artikel sains dan teknologi lainnya di sini ya!
Sumber: Nous id, Solar System NASA, dan Simplicable