Percakapan Para Petinggi Facebook Bocor, Apa Isinya?

AKUPAHAM.COM- Siapa yang tidak tahu Facebook? Popularitas aplikasi sosial media ini tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. CEO Facebook Mark Zuckerberg rupanya sejak 2014 telah mengincar untuk juga ikut dalam bisnis aplikasi kencan yang kini sedang tren. Namun karena satu dan lain hal, Zuckerberg pada akhirnya memilih untuk memberikan akses data pengguna Facebook kepada Tinder, sebuah perusahaan aplikasi kencan online yang tidak kalah populer. Hal tersebut diketahui melalui email yang bocor ke media beberapa waktu yang lalu.
Bocornya email tersebut merupakan bagian dari tuntutan hukum yang dilayangkan oleh Six4Three, sebuah perusahaan app developer yang sudah tidak lagi beroperasi. Six4Three menuntut Facebook atas tuduhan perilaku tidak kompetitif karena membatasi akses data pengguna. Dalam email yang ia tulis pada 2014, Zuckerberg mengungkapkan bahwa ia resah akan kemajuan Tinder. Email tersebut ditujukan untuk Monika Bickert sebagai kepala manajemen kebijakan global di Facebook serta Mike Vernal yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden pencarian.

Zuckerberg menganggap bahwa Tinder memiliki rekomendasi yang lebih baik dari produk Facebook dan tumbuh begitu cepat. Tinder sendiri memang bergantung pada data pengguna Facebook, yang telah membantu Tinder bertumbuh dengan pesat. Juru bicara Facebook menyatakan percakapan yang bocor tersebut diterjemahkan diluar konteks oleh orang yang memiliki agenda yang bertentangan dengan Facebook.
Tuduhan mengenai adanya perlakuan istimewa tersebut telah ditepis oleh juru bicara Tinder, yang menyebutkan bahwa Tinder tidak pernah menerima perlakuan istimewa, data atau akses seperti yang dituduhkan. Aplikasi kencan seperti Badoo, Cofee Meets Bagel, jSwipe, Hinge serta Bumble pun namanya ikut terbawa dalam permasalahan ini. Secara keseluruhan, kasus ini adalah buntut dari skandal Cambridge Analytica yang menyeruak tahun 2018 lalu. Sejak skandal tersebut, pemerintah Amerika Serikat telah mengecam Facebook mengenai penanganan data dan informasi pribadi para penggunanya.
Sumber: Forbes