Apakah Manusia Bisa Hidup di Luar Angkasa?

Apakah kamu sudah menonton film the martian, Interstellar, Star Wars, Star Trek, atau Space between us yang berkisah tentang anak yang lahir di luar angkasa? Beberapa adegan di dalam film-film tersebut mungkin membuat kamu berandai-andai untuk bisa seperti mereka dan tinggal di luar angkasa. Tapi apakah mungkin manusia untuk tinggal di luar angkasa?
Planet paling pas untuk manusia adalah planet bumi.

Tidak ada yang memungkiri pernyataan bahwa planet yang paling pas untuk manusia tinggali adalah planet bumi, kenapa? Karena planet berwarna kebiruan ini menyediakan untuk kita, para manusia dan seluruh makhluk hidup di dalamnya oksigen untuk bernapas, air sebagai sumber kehidupan, atmosfer yang menjaga kita dari benda-benda langit yang menabrak dan melindungi kita dari panasnya matahari, makanan, gravitasi dan suhu yang masih dapat disesuaikan dengan tubuh para makhluk hidup.
Berapa lama manusia dapat bertahan di luar angkasa?

Tentu kamu sudah mengetahui dengan jelas bahwa di luar angkasa tidak ada oksigen melainkan ruang hampa udara. Ketahanan manusia untuk menahan napas berbeda-beda, beberapa orang yang sering berlatih mungkin dapat bertahan lebih lama dari yang lainnya. Namun dapat dipastikan belum ada seorang manusia pun yang dapat bertahan hidup tanpa oksigen lebih dari 30 menit.
Di luar angkasa juga tidak terdapat sumber air yang melimpah layaknya bumi, sedangkan makhluk hidup sangat membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Tubuh seorang manusia dewasa 60%nya terdiri dari air yang digunakan sebagai pelumas untuk persendian. Air juga digunakan sebagai pengatur suhu tubuh melalui keringat dan pernapasan. Selain itu, air digunakan untuk membantu dalam proses pembuangan limbah tubuh. Saat hampir seluruh bagian tubuh membutuhkan air untuk bekerja, bagaimana manusia bisa hidup di luar angkasa tanpa air? Karena kelangkaan air di luar angkasa para astronaut harus mendaur ulang keringat dan air seni mereka untuk keperluan sehari.
Lalu kira-kira berapa lama manusia bisa bertahan tanpa air? Manusia diperkirakan dapat bertahan tanpa air minum selama tujuh hari, ini pun sudah sangat luar biasa. Namun biasanya manusia dapat bertahan sekitar tiga sampai empat hari dan bisa jadi lebih sebentar tergantung keadaan sekitar. Hal ini telah diteliti oleh seorang profesor ilmu biologi bernama Randall K.Packer dari Universitas Washington. Lalu masihkah kamu berminat untuk tinggal di luar angkasa?
Teknologi canggih, stasiun luar angkasa dan wahana antariksa.

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, para ilmuwan membuat beberapa teknologi seperti stasiun luar angkasa dan wahana antariksa. Di dalam stasiun ini tersedia pasokan oksigen, air dan makanan, dan memiliki pelindung khusus yang dapat melindungi manusia di dalamnya dari radiasi berbahaya. Para ilmuwan serta astronaut yang tinggal di dalam stasiun bertugas untuk meneliti luar angkasa langsung dari tempatnya, termasuk kemungkinan manusia bisa hidup di dalamnya. Untuk keperluan berada di luar stasiun, para astronaut menggunakan baju khusus yang memiliki fungsi yang sama dengan stasiun luar angkasa.
Dampak tinggal di luar angkasa.

Luar angkasa adalah tempat yang berbahaya, dampak yang dirasakan para astronaut yang tinggal di luar antara lain adalah:
- Tulang kehilangan kepadatannya sekitar 1% setiap bulannya, jika dibandingkan dengan manusia dewasa yang tinggal di bumi yang kehilangan 1-1.5% tahunnya, tentu angka ini sangat menakutkan. Walau setelah kembali ke bumi dan mendapatkan rehabilitasi, kemungkinan untuk terkena osteoporosis masih cukup besar.
- Terisolasi dengan sejumlah orang dalam waktu cukup lama dan dalam ruangan yang tidak terlalu besar tentu membawa dampak bagi setiap orang. Maka setiap astronaut yang diberangkatkan dipilih dan dilatih secara khusus untuk dapat bekerja sama dalam tim dengan baik. Dampak yang mungkin timbul seperti, menurunnya mood, kognisi, moral, atau interaksi interpersonal.
- Terpapar radiasi adalah hal yang paling mengerikan saat hidup di luar angkasa. Jika di bumi kita di lindungi atmosfer dari radiasi, maka diluar angkasa yang tanpa pelindung, kemungkinan terpapar radiasi jauh lebih besar. Paparan radiasi dapat berdampak pada kesehatan mental maupun fisik karena menyerang sistem saraf pusat manusia.
Nah itulah tadi beberapa penjelasan tentang kemungkinan manusia tinggal di luar angkasa. Karena kemungkinannya yang masih sangat kecil, kamu bisa menunggu teknologi yang lebih canggih untuk bisa hidup di sana, atau belajar untuk menjadi ilmuwan yang mewujudkan kemungkinan manusia tinggal di luar angkasa. Tentunya sambil terus memelihara, menjaga dan mencintai bumi. Baca juga artikel lainnya seputar sains dan teknologi di sini ya!
Sumber: NASA, Medical Daily, Independent, dan Kok-bisa