Ingin Tahu

Kenapa banyak pemberitaan buruk di media?

Sudahkah kamu membaca berita hari ini? Apakah kamu sudah mengetahui tentang anak yang menuntut orang tuanya sendiri dikarenakan harta warisan? Atau seorang pelajar yang mengancam gurunya sendiri? Atau perselingkuhan yang marak terjadi akhir-akhir ini? kamu tentu menyadari bahwa headline berita yang kamu baca, dengar, dan lihat adalah berita-berita yang buruk. Sangat sedikit berita baik yang menjadi headline sebuah media. Bahkan beberapa berita baik diantaranya dibuka dengan berita buruk. Lalu pernahkah kamu bertanya, kenapa begitu banyak pemberitaan buruk di media setiap harinya?

Respons terhadap berita buruk.

Kenapa banyak pemberitaan buruk di media?
Berita Buruk- Kiwidollar

Dalam ilmu Psikologi respons ini disebut Negativity Bias, dimana otak kita merespons lebih cepat terhadap segala sesuatu yang buruk dari pada segala sesuatu yang baik. Tentunya otak kita akan merespons segala sesuatu yang bersifat membahayakan diri kita. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa otak kita merespons lebih cepat kata-kata ‘perang,’ ‘bom,’ dan ‘kanker’ dibandingkan dengan kata-kata ‘senyum,’ ‘senang,’ dan ‘sayang.’ Kita bahkan dapat merespons sebuah kalimat buruk  dari pada kalimat yang baik, walau mungkin saja kalimat itu tidak sepenuhnya berarti buruk.

Negativity bias juga terjadi dikarenakan konsep di dalam pikiran kita. Sebagian besar dari kita merasa kehidupan kita lebih baik dari pada rata-rata. Hal ini membuat kita selalu berharap sebuah ‘happy ending’ atau sebuah akhir yang baik. Maka ketika kita mendapati sesuatu yang tidak baik maka hal ini akan menjadi mengejutkan dan menarik bagi kita. Hal ini seperti menemukan satu benda cacat, diantara ribuan benda yang baik, tentunya kita akan lebih memperhatikan benda cacat tersebut dan bertanya ‘kenapa benda ini bisa cacat?’ Maka tanggapan kita terhadap berita-berita yang buruk bukan hanya sekedar sinisme terhadap media atau sikap acuh tak acuh.

Berita yang ingin didengar dan berita yang harus diberitakan

Kenapa banyak pemberitaan buruk di media?
Berita yang harus diberitakan- Freepik

Jika kita bertanya pada diri kita sendiri berita seperti apakah yang ingin kita dengar, tentu kita akan menjawab ‘berita yang baik.’ Lalu apakah para jurnalis dan pewarta harus memberitakan hal-hal yang baik yang sesuai dengan keinginan para pembaca? Tentu jawabannya tidak. Walau kita sendiri memilih berita baik, terkadang banyak berita buruk yang memang harus diberitakan. Berita-berita buruk ini tentunya akan membuat kita merasa terancam, kemudian mulai bergerak untuk menanggulangi ancaman tersebut, dan membuat langkah-langkah untuk mencegah ancaman itu kembali.

Misalnya, sebuah media membuat berita tentang tingkat pelecehan seksual terhadap anak yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. Berita seperti ini tentunya sangat tidak menyenangkan. Di lain sisi berita ini membuat para orang tua lebih memperhatikan anak-anak mereka. Para instansi terkait lebih giat bergerak untuk memberikan edukasi terhadap anak dan orang tua tentang cara pencegahan agar tidak terkena jerat si pelaku pelecehan seksual. Maka berita yang semula buruk ini bisa saja membuat keadaan semakin membaik.

Hal baik dari pemberitaan yang buruk

Kenapa banyak pemberitaan buruk di media?
Hal baik dari berita buruk- Freepik

Tidak selamanya pemberitaan buruk di media berdasarkan suatu kebenaran. Berita di media bisa saja dibuat-buat atau kebenaran yang dilebih-lebihkan untuk suatu tujuan. Hal inilah yang patut diwaspadai oleh kita sebagai masyarakat yang membaca berita. Saat sebuah berita dirasa tidak benar, kita bisa saja melakukan hal yang disebut ‘literasi media.’ Literasi media adalah membandingkan sebuah berita dari berbagai sumber lalu membuat kesimpulan sesuai dengan pemahaman kita. Melalui cara ini, kita dapat mengetahui dan mengenali apakah berita ini adalah berita bohong atau berita yang dilebih-lebihkan atau berita sungguhan. Cara ini dapat membantu kita mengidentifikasi mana media yang layak kita konsumsi dan tentunya membuat kita lebih kritis terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita.

Itulah tadi penjelasan singkat mengenai pemberitaan buruk yang beredar di media. emoga bermanfaat dan jangan lupa untuk baca artikel biografi tokoh seperti biografi mardigu wowiek yang menjadi salah satu ahli dalam teori konspirasi.

Sumber: Kok-bisa, The Spark, dan BBC.

Azmi Umaymah

You are special, you are unique, so don't try to copy others.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close Subscribe Card