Jokowi Mengundang Dunia untuk Berinvestasi di Ibu Kota Baru Indonesia
AKUPAHAM.COM – Presiden Joko “Jokowi” Widodo membawa visinya yang besar ke ibukota baru Indonesia ke panggung di Abu Dhabi pada hari Senin ketika ia mengundang negara-negara dan bisnis dari seluruh dunia untuk berinvestasi di pusat administrasi negara yang akan segera dibangun, yang akan menggantikan Jakarta.
Selama kunjungannya ke ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), Jokowi menyampaikan pidatonya di Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW), di mana ia menyebutkan ibu kota baru.
“Kami mengundang dunia untuk membawa teknologi terbaik, inovasi terbaik, dan kebijaksanaan terbaik ke ibukota baru [Indonesia],” kata Jokowi seperti dikutip dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Istana Presiden.
Jokowi mengatakan bahwa Indonesia memiliki 1,4 juta pegawai negeri sipil yang bekerja untuk pemerintah pusat dan dengan semua anggota keluarga mereka digabungkan, sekitar 6 hingga 7 juta orang akan pindah ke ibukota baru.
Jumlah Penduduk di Ibu Kota Baru akan Sangat Besar
“Kami tidak ingin hanya membangun ibu kota administratif skala kecil, tetapi kota metropolitan yang cerdas karena penduduknya akan tiga kali lipat dari Paris, 10 kali lipat dari Washington DC; bahkan akan menyamai populasi New York dan London,” katanya.
Pengembangan ibukota baru harus didukung dengan teknologi terbaru dan kota pada saat yang sama harus menjadi tempat untuk inovasi dan kreativitas dan ramah lingkungan, dan tempat yang memberikan kebahagiaan bagi penduduknya, kata Jokowi.
Dengan populasi besar yang akan menempati wilayah tersebut, lanjutnya, penting untuk memperhatikan gaya hidup perkotaan di abad ke-21 yang rendah karbon dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
“Pengembangan ibukota baru akan menekankan pentingnya mengatasi masalah sosial, seperti gaya hidup boros, dengan membangun kota baru yang ramah bagi semua untuk mengadopsi gaya hidup efisien dan rendah karbon yang berorientasi pada transportasi umum dan pejalan kaki, dan dekat dengan alam.,” dia berkata.
“Energi terbarukan dan teknologi bersih akan menghasilkan kehidupan yang berkelanjutan untuk pembangunan sosial dan ekonomi.”
Jokowi Sampaikan Alasan Pemindahan Ibu Kota
Jokowi juga membahas argumen awalnya dalam memindahkan ibukota dari Jakarta, yaitu bahwa itu juga merupakan solusi untuk pembangunan yang adil di Indonesia. Ibukota Jakarta, katanya, telah menjadi salah satu kota besar yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Di negara yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau, konsep pembangunan yang merata sangat dibutuhkan agar pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Inilah yang kami sebut Indonesia-sentris,” tambahnya.
Pada Agustus tahun lalu, Jokowi mengumumkan keputusannya untuk memindahkan ibukota dari Jakarta yang padat. Bagian dari Kabupaten Penajam Paser Utara dan bagian dari Kabupaten Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur akan menjadi situs ibukota baru negara tersebut.
Sumber: The Jakarta Post