Indonesia dan China akan Memperkuat Kemitraan Strategis pada Tahun 2020

AKUPAHAM.COM – Peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan China yang akan datang pada tahun 2020 akan menjadi peluang penting bagi kedua belah pihak untuk lebih memperkuat kemitraan strategis mereka, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan pada hari Selasa.
Retno bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi untuk pembicaraan bilateral tentang margin Pertemuan Asia-Eropa ke-14 (ASEM) di Madrid, Spanyol, pada hari Selasa – yang ketiga dalam satu tahun terakhir.
Wang berencana untuk mengunjungi Indonesia awal tahun depan dalam persiapan untuk kunjungan kenegaraan Presiden Joko “Jokowi” ke Tiongkok pada tahun 2020, kata Retno dalam sebuah pernyataan, dengan hangat menyambut rencana tersebut.
Menurut sebuah pernyataan dari kementerian, kedua belah pihak menggarisbawahi pentingnya integrasi ekonomi regional yang menghasilkan kerja sama win-win bagi para pesertanya, sebuah anggukan jelas untuk pembicaraan yang sedang berlangsung mengenai perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang didukung oleh kedua negara.
China adalah mitra dagang terbesar Indonesia, dengan perdagangan dua arah senilai US $ 72,6 miliar pada 2018. Raksasa Asia Timur yang juga merupakan investor asing terbesar ketiga di Indonesia, dengan total investasi mencapai nilai $ 2,3 miliar tahun lalu.

Dalam pertemuan mereka, Retno menyatakan penghargaan negara atas bantuan pemerintah Tiongkok dalam memfasilitasi pemulangan 20 warga negara Indonesia yang menjadi korban skema pengantin pesanan perempuan.
Kedua belah pihak telah bekerja sama untuk membawa pulang 36 korban sejak Januari, dan para menteri sepakat untuk lebih meningkatkan koordinasi ke depan.
“Kerja sama untuk mengatasi perdagangan manusia akan ditingkatkan,” kata Retno dalam pernyataan itu.
Tahun ini saja, Kedutaan Besar Indonesia di Beijing menerima total 42 pengaduan dari wanita Indonesia yang telah menikahi pria Cina di bawah pengaturan pesanan melalui surat, tiga di antaranya ditemukan di bawah umur. Jumlah pengaduan meningkat dua kali lipat sejak 2017.
Di akhir pertemuan, Retno juga menerima kabar terbaru tentang situasi hak asasi manusia di wilayah otonomi Xinjiang, China, tempat ia menerima kritik dari komunitas internasional karena menjadikan minoritas Muslim Uighur ke kamp yang disebut “reedukasi”.
Wang telah memberikan kepastian bahwa Tiongkok Komunis akan menjunjung tinggi kebebasan beragama dan dijamin oleh negara.
Sumber: The Jakarta Post