Diet Bisa Menyebabkan Kesepian

Tidak makan seperti orang lain ketika berbagi makanan di sebuah komunitas dapat menyebabkan perasaan kesepian dan pengucilan sosial bagi orang-orang dengan kebiasaan makan tertentu seperti veganisme atau diet bebas gluten.
Makanan adalah bagian penting dari musim perayaan, terutama saat Natal dan Tahun Baru. Tetapi sementara saat-saat ini seharusnya memperkuat rasa kekeluargaan dengan keluarga dan teman-teman, orang-orang yang melakukan diet khusus, baik untuk kesehatan, alasan etika atau agama, mungkin merasa kesepian di meja makan, menurut penelitian baru dari Cornell University di Amerika Serikat, diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology.
“Meskipun secara fisik hadir dengan orang lain, memiliki batasan makanan membuat orang merasa tersisih karena mereka tidak dapat mengambil bagian dalam ikatan makanan,” kata Kaitlin Woolley, asisten profesor pemasaran di Cornell University, Samuel Curtis Johnson. dan penulis utama studi ini.
Takut dihakimi atau merasa tidak pada tempatnya

Tim Woolley melakukan tujuh penelitian dan percobaan, yang hasilnya menunjukkan bahwa pembatasan makanan memprediksi kesepian, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, dalam laporan diri dan laporan pengamat.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa menetapkan batasan makanan untuk orang-orang yang biasanya tidak mengikuti diet tertentu berkontribusi pada peningkatan perasaan pengucilan sosial.
Sebuah survei yang dilakukan pada perayaan Paskah Yahudi menunjukkan bahwa kesepian meningkat di antara peserta ketika mereka diingatkan tentang makanan beragi yang tidak bisa mereka konsumsi dengan orang lain. Tetapi dalam kelompok yang sama-sama dibatasi, mereka merasakan ikatan yang lebih kuat.
Studi empat dan lima juga menunjukkan bahwa orang yang tidak bisa makan seperti orang lain khawatir tentang bagaimana mereka akan dihakimi. Kekhawatiran ini menghasilkan tingkat kesepian yang sebanding dengan orang dewasa yang belum menikah atau berpenghasilan rendah, dan lebih kuat dari yang dialami oleh anak-anak sekolah yang bukan penutur asli bahasa Inggris.
Orang merasa kesepian terlepas dari seberapa parah pembatasan makanan itu, atau apakah pembatasan mereka diberlakukan atau sukarela.
Sumber: The Jakarta Post