Tidak ada yang benar-benar mengetahui kapan bahasa terbentuk, dan faktor-faktor yang membuatnya terbentuk pertama kalinya. Hal ini masih terus diselediki dan dipelajari oleh para peneliti dan ilmuwan. Sebelum masuk kepada sejarah bahasa, sebenarnya apakah itu bahasa? Bahasa adalah lebih dari kata-kata, bagaimana ia diletakkan ke dalam struktur dan kemampuan untuk menggunakannya dengan lancar, membuat bahasa sejatinya adalah milik manusia. Burung-burung, lebah, orang utan, simpanse dan makhluk hidup lainnya juga berkomunikasi, namun cara mereka berkomunikasi tidaklah kompleks dan spontan seperti manusia.
Menurut sebuah penelitian, seekor simpanse dapat berkomunikasi dengan manusia setelah manusia tersebut menghabiskan waktu 40% bersama meraka. Sedangkan seorang anak kecil sudah dapat berkomunikasi seperti menjawab pertanyaan seorang dewasa setelah menghabiskan 5% waktu bersama. Kesimpulannya adalah simpanse lebih bertindak meniru perkataan manusia dibandingkan berbicara dengan kemampuan sendiri.
Penelitian bahasa saat zaman Mesir Kuno- Pixabay
Sejarah bahasa
Menurut Noam Chomsky bahasa terbentuk 60.000- 100.000 tahun yang lalu di Afrika. Saat itu manusia sudah dapat berkomunikasi dengan gesture tubuh dan suara yang dihasilkan mulut kita. Seiring berjalannya waktu dan evolusi otak kita, maka lama-kelamaan kita mulai bisa menamai benda-benda di sekeliling kita dengan teori meniru suara yang dihasilkan benda-benda tersebut. Noam Chomsky berpendapat bahwa bahasa adalah spesifikasi genetik yang terletak di otak manusia dan manusia dirancang secara spesifik untuk berbahasa.
Kemampuan yang sudah ada pada diri kita ini kemudian berkembang menjadi lebih kompleks. Singkatnya kita mulai bisa memikirkan dua benda dalam satu waktu dan mengkombinasikannya menjadi nama benda yang kita maksud. Contoh, seperti pohon dan Apel, yang kemudian menjadi Pohon Apel. Hal inilah yang kemudian berkembang menjadi struktur bahasa yang kita kenal sekarang.
Keingintahuan manusia terhadap bahasa sudah dimulai sejak lama. Salah satunya percobaan yang dilakukan oleh Raja Mesir Kuno yaitu Psammethicus. Percobaan ini dilakukan dengan mengurung dua orang bayi di kandang yang berbeda, setelah dua tahun, kedua bayi ini dapat melafalkan satu kata yang sama yaitu ‘bekos.’ ’Bekos’ adalah bahasa Pyrghian yang berarti roti. Percobaan membuat mereka berkesimpulan bahwa seluruh bahasa di dunia ini berasal dari bahasa Pyrghian.
Dua orang yang sedang berbicara- Pixabay
Bagaimana bahasa bisa berbeda-beda?
Bahasa berkembang menjadi berbeda-beda dikarenakan adanya isolasi kebudayaan. Nenek moyang kita pada zaman dahulu berpergian menjelajahi dunia dengan tujuan mencari makanan. Dalam proses inilah kemudian nenek moyang kita berpencar dan membentuk bahasa baru yang sesuai dengan kondisi alam, makhluk hidup lainnya, dan makanan. Saat nenek moyang kita dari satu tempat bertemu dengan nenek moyang kita dari tempat lainnya, maka kemudian mereka membentuk bahasa baru dari kedua bahasa mereka yang disebut super language.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi bahasa adalah jarak. Jika diperhatikan dengan seksama, negara-negara yang berdekatan biasanya memiliki sedikit banyak kesamaan dalam bahasa. Hal ini dikarenakan mereka saling membaur dan bergaul satu dengan lainnya. Selain itu perubahan terhadap bahasa memanglah sesuatu yang terus terjadi. Contohnya saja, bahasa Indonesia dalam ejaan lama yang kemudian berganti dengan EYD atau ejaan yang disempurnakan. Kemudian bertambahnya bahasa-bahasa serapan, seperti study dalam bahasa Inggris yang kemudian diserap menjadi studi dalam bahasa Indonesia.
Sesungguhnya bahasa adalah ilmu yang sangat rumit dan kompleks. Mempelajari sebuah bahasa membutuhkan kerja keras dan kegigihan apalagi mempelajari asal usul dari bahasa itu sendiri. Pembahasan di atas hanyalah sedikit pendapat dan teori mengenai terbentuknya bahasa. Untuk kamu yang ingin mengetahui lebih dalam, sebaiknya membaca informasi terkait bahasa dari sumber-sumber lainnya. Jangan lupa juga untuk membaca artikel pendidikan lainnya di sini ya!